2 Agu 2012

Programmer Komputer Pertama di Dunia


Netsains.com – Hari ini, 24 maret, merupakan hari peringatan Ada Lovelace, seorang perempuan yang merupakan programer komputer pertama di dunia asal Inggris. Seluruh blogger sedunia memposting topik serupa, seputar kaum Hawa dan teknologi, dalam rangka menghormati perempuan yang hidup di abad ke-19 ini. Siapa Ada Lovelace? Namanya memang tidak setenar Charles Babage atau Alan Turing, namun dialah programer komputer pertama yang layak mendapat tempat di hati para penggila teknologi saat ini.
Bernama lengkap Augusta Ada King, Countess of Lovelace lahir pada December 1815, Ada adalah anak satu-satunya Lord Byron, seorang penyair terkenal masa itu. Namun Ada sendiri tak pernah mengenal ayahnya sebab pernikahan ayah dan ibunya sangat singkat. Ibu Ada, Annabella, mendidik Ada untuk lebih mengandalkan otak kirinya agar tidak mengikuti jejak karir ayahnya. Ada memang jadi sangat pandai di bidang matematika sejak usia dini. Tahun 1828 ia pernah mendesain mesin terbang.
Tahun 1883 ia bertemu Charles Babbage, dan membantunya menulis program komputer pertama di dunia bagi mesin ciptaan Babbage, Analytical Engine, cikal bakal komputer saat ini. Bagian penting yang menjadi kontribusi perempuan tersebut adalah menerjemahkan memoar Luigi Menabrea, dan menambahkan catatan yang meliputi metide kalkulasi nomor-nomor Bernoulli pada mesin tersebut. Ada juga telah menulis sejumlah penjelasan awal mengenai komputer dan software. Sayangnya ia tak pernah bisa menuntaskan pengembangannya seputar dunia komputer uty sebab ia meninggal dalam usia 36 tahun karena kanker dan pendarahan pada 27 Novemver 1852.
Tahun 1843, Ada menulis paper mengenai pengembangan software komputer, kecerdasan buatan, dan musik komputer. Pada 1980, Departemen Pertahanan Amerika Serikat memberinya penghormatan dengan menamakan bahasa pemrograman komputernya “Ada”.
Pertanyaannya adalah, mengapa nama Ada Lovelace tidak sepopuler Charles Babbage sebagai inventor komputer awal? Bisa jadi karena memang usianya cukup pendek, sehingga tak bisa menuntaskan sejumlah temuan dan penelitiannya. Ada juga yang beranggapan karena isu gender, seperti kita tahu dunia teknologi identik dengan jenis kelamin laki-laki, sehingga ketika ada kaum Hawa yang berpengaruh maka namanya akan tenggelam di “lautan” dominasi kaum Adam. Tapi apapun itu alasannya, sejarah membuktikan bahwa kaum perempuan punya peran tak kalah penting di bidang teknologi informasi.
Sejumlah nama perempuan terus menghiasi dunia industri teknologi informasi. Sebut saja Carly Fiorina, eks CEO Hewlett Packard dari tahun 1999 hingga 2005, setelah 20 tahun bergabung dengan AT&T dan Lucent Technologies. Tak ketinggalan CEO Yahoo, Carol Bartz, yang sebelumnya adalah pimpinan Autodesk. Di Indonesia, ada nama seperti Shinta Danuwardoyo, CEO Bubu.Com, dan Betti Alisjahbana yang pernah 8 tahun memimpin IBM Indonesia.
Siapa ingin segera menyusul?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar